Cara Membuat Pupuk dari Kulit Padi, yang Mudah dan Gampang

cara membuat pupuk dari kulit padi

Cara membuat pupuk dari kulit padi sebenarnya nggak serumit yang kamu bayangkan, loh. Apalagi kalau kamu sudah terbiasa pakai mesin pengupas padi sendiri di rumah atau di sawah.

Sisa kulit padi yang biasanya dibuang begitu saja ternyata bisa dimanfaatkan jadi pupuk yang bermanfaat untuk tanaman. Selama ini, banyak petani yang belum sadar kalau limbah hasil penggilingan padi bisa diolah jadi sesuatu yang berguna.

Padahal, kulit padi atau sering disebut sekam mengandung banyak unsur penting seperti silika dan karbon yang bagus banget buat kesuburan tanah. Daripada dibakar atau dibuang percuma, mending kita olah bareng, yuk!

Kenapa Harus Kulit Padi?

Kulit padi adalah hasil sampingan dari proses penggilingan menggunakan mesin pengupas padi. Biasanya, kulit ini dianggap limbah, padahal potensinya besar banget kalau dimanfaatkan dengan benar. Sekam padi bisa membantu memperbaiki struktur tanah, menjaga kelembapan, dan meningkatkan kandungan unsur hara di dalam tanah.

Buat kamu yang pengin mulai bertani organik atau sekadar hemat beli pupuk, ini jadi solusi cerdas dan ramah lingkungan, loh!

1. Siapkan Bahan-Bahannya Dulu untuk Membuat Pupuk Kulit Padi

Sebelum membuat pupuk dari kulit padi, siapkan bahan-bahan yang mudah di temukan di sekitar rumah. Gunakan kulit padi (sekam) secukupnya sebagai bahan utama, lalu tambahkan kotoran ternak dari ayam, kambing, atau sapi sebagai sumber nutrisi.

Campurkan dengan air secukupnya dan EM4, bakteri pengurai yang bisa di beli di toko pertanian, untuk membantu proses fermentasi. Untuk pengolahan, gunakan ember atau tong besar sebagai wadah fermentasi agar bahan tercampur dengan baik.

Setelah proses fermentasi selesai, jemur pupuk di terpal atau wadah datar hingga kering sebelum di gunakan. Dengan langkah-langkah ini, pupuk dari kulit padi siap dimanfaatkan!

2. Campurkan Bahan dan Diamkan

Pertama, campurkan kulit padi dan kotoran ternak dengan perbandingan 2:1. Misalnya, 2 karung sekam, kamu campurkan dengan 1 karung kotoran. Tambahkan air sampai campuran terasa lembap (tapi nggak basah kuyup, ya). Lalu, tambahkan EM4 sekitar 100 ml per 10 liter air dan siramkan ke campuran itu.

Setelah tercampur rata, simpan dalam tong atau tutup dengan terpal. Di amkan selama 7–14 hari untuk proses fermentasi. Nah, di sini bakteri dari EM4 akan mulai bekerja menguraikan bahan-bahan organik.

3. Aduk dan Cek Setiap Tiga Hari

Selama proses fermentasi, kamu wajib banget ngecek kondisi pupuk. Aduk-aduk setiap 2–3 hari sekali biar nggak panas di tengah dan proses penguraian merata. Kalau baunya udah mulai netral dan nggak menyengat, artinya proses hampir selesai.

Kalau ternyata masih bau menyengat, kamu bisa tambah EM4 sedikit lagi dan aduk ulang. Oh iya, hindari lokasi yang terkena hujan langsung ya, supaya pupuk nggak kebanyakan air.

4. Keringkan dan Siap Digunakan Pupuk dari Kulit Padi

Setelah proses fermentasi selesai, pupuk bisa di keringkan di bawah sinar matahari selama 2–3 hari. Setelah itu, simpan di karung atau wadah tertutup. Nah, pupuk dari kulit padi ini bisa langsung di gunakan untuk tanaman sayuran, buah, atau padi lagi.

Nggak cuma hemat, tanaman kamu juga bakal tumbuh lebih sehat dan kuat karena nutrisinya alami dan bebas bahan kimia.

5. Manfaat Ganda Hemat dan Ramah Lingkungan

Dengan tahu cara membuat pupuk dari kulit padi, kamu nggak cuma ngurangin limbah pertanian, tapi juga bantu lingkungan tetap bersih. Bayangin aja, dari satu proses penggilingan padi, kamu bisa dapetin beras buat makan dan kulit padi buat pupuk.

Jadi, kerja mesin pengupas padi di rumah nggak sia-sia, semua hasil sampingannya bisa di manfaatkan. Apalagi kalau kamu punya lahan sendiri, bisa panen sekaligus pupuk sendiri. Mantap, kan?

Kesimpulan

Gimana, ternyata mudah banget, ya, cara membuat pupuk dari kulit padi? Kamu cuma butuh bahan-bahan sederhana dan sedikit ketelatenan buat fermentasi. Hasilnya? Pupuk organik yang nggak cuma murah, tapi juga ramah lingkungan.

Daripada beli pupuk kimia terus, mending coba cara ini. Siapa tahu nanti bisa jadi peluang usaha pupuk organik juga, loh!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *